Senin, 01 Oktober 2012


 Usaha Kesehatan Sekolah

A. Landasan Teori
1. Pengertian
Kesehatan Sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak adalah orang yang berusia 0-12 tahun dan belum menikah. Pembinaan kesehatan anak dibagi atas dua bagian besar yaitu:
a) Pembinaan kesehatan bayi, balita serta anak prasekolah ( kelompok umur 0-6 tahun).
b) Pembinaan kesehatan anak usia sekolah ( kelompok umur 7-21 tahun).
c) Perbedaan kelompok sasaran ini dilakukan karena adanya permasalahan yang berbeda yang memerlukan pola pembinaan kesehatan yang berbeda pula.

2. Tujuan Kesehatan Sekolah
a) Tujuan Umum
Menumbuhkan dan mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat yang memungkinkan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
b) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan anak untuk menolong dirinya sendiri dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi melalui:
• Penajaman kepekaan terhadap masalah kesehatan pada dirinya, keluarga serta    lingkungannya.
• Peningkatan cara berpikir yang berorientasi kepada kesehatan yang dihadapi.
• Peningkatan kemampuan pengendalian diri sehingga dapat mengatur perilaku dan menjalankan prinsip hidup sehat.
b. Meningkatkan kemampuan anggota keluarga, terutama ibu dalam pengasuhan anak yang menolong terbentuknya perilaku hidup sehat.

3. Usaha Kesehatan Sekolah
a. Pengertian
Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah.

b. Tujuan UKS
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswa, yang mencakup :
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
2. Sehat fisik, mental maupun sosial.
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA.

c. Sasaran
a. Sasaran Pelayanan Kesehatan
Sasaran pelayanan kesehatan adalah peserta didik di Sekolah Dasar sampai dengan sekolah menengah, termasuk perguruan agama, sekolah kejuruan dan sekolah luar biasa.
b. Sasaran Pembinaan
• Pelaksanaan kesehatan sekolah.
• Lingkungan, khususnya: lingkungan fisik sekolah dan lingkungan rumah tangga.

4. Program Perawat Kecil
a. Pengertian
Perawat kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.

b. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS.
Tujuan Khusus
1. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, di rumah dan lingkungannya.
2. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat.

c. Kriteria Peserta
1. Siswa kelas 4 atau 5 SD dan belum pernah mendapatkan pelatihan perawat kecil.
2. Berprestasi sekolah.
3. Berbadan sehat.
4. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
5. Berpenampilan bersih dan berperilaku.
6. Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
7. Izin orang tua.



d. Tugas Dan Kewajiban Perawat Kecil
1. Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
2. Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.
3. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun di rumah.
4. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah.
5. Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain : Pekan Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.

e. Kegiatan Perawat Kecil
1. Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan;
a. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.
b. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
c. Penyuluhan Kesehatan.
2. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah, antara lain :
a. Obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3. Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4. Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah.
5. Pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah, ruang kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC, kamar mandi, tempat sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
6. Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Perawat Kecil.
7. Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/ Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.

B. Peran Perawat Pada Program UKS
Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah adalah:
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisa data dan perumusan masalah serta prioritas masalah.
b. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun.
c. Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS.
d. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang diterapkan.
2. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi salah satu anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator, maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai Penyuluh Dalam Bidang Kesehatan
Peran perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal atau secara tidak langsung sewakktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorangan.
Usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkalitas sebagai sumber daya pembangunan bangsa. Hal tersebut yang melatarbelakangi terbentuknya UKS. Dasar hukum pembentukan UKS undang – undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan sekolah. Pada BAB V pasal 45 ayat 1 dinyatakan bahwa: kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

MASALAH KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DI INDONESIA
Keadaan malnutrisi
Alkoholoisme.
Narkoba.
Seks bebas.
Kecanduan rokok.
Penyakit fisik dan mental.
Untuk mengatasi itu pemerintah pemerintah mencanangkan program UKS.

PENGERTIAN UKS
• Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan sekolah adalah SD – SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD mengingat SD merupakan dasar dari sekolah – sekolah lanjutan.( Endang, 1993)
• Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah.(Sumijatun, 2006)
• Wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat anak usia sekolah yang berada disekolah. (Dep.Kes, 2001).

DASAR TITIK TOLAK MENGAPA UKS PERLU DIJALANKAN
• Golongan masyarakat usia sekolah (6-18 th) merupakan bagian yang besar dari penduduk Indonesia (+ 29%), diperkirakan 50% dari jumlah tersebut adalah anak – anak sekolah.
• Masyarakat sekolah yang terdiri atas murid, guru serta orang tua murid merupakan masyarakat yang paling peka (sensitive) terhadap pengaruh modernisasi dan tersebar merata diseluruh Indonesia.
• Anak – anak dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih mudah dibina dan dibimbing.
• Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif diantara usaha – usaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah:
-prosentasenya tinggi.
-terorganisir sehingga lebih mudah dicapai.
-peka terhadap pendidikan dan pembaharuan.
-dapat menyebarkan modernisasi.
• Masyarakat sehat yang akan datang adalah merupakan wujud dari sikap kebiasaan hidup sehat serta keadaan kesehatan yang dimiliki anak – anak masa kini.
• pembinaan kesehatan anak – anak sekolah (jasmani, rohani dan social) merupakan investasi bagi bangsa dan Negara.

PROGRAM PEMBINAAN ANAK USIA SEKOLAH
1. melalui sekolah: UKS
2. Di luar sekolah: dasa wisma, karang taruna, lembaga swadaya masyarakat.

SASARAN UKS
Anak – anak usia sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat menengah.
Untuk sekolah dasar, diprioritaskan pada kelas I, III, VI. Alasannya adalah:
Kelas I: merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidak mengertian tentang kesehatan.
Kelas III: untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan langkah – langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS.
Kelas VI: dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

SASARAN PEMBINAAN
1. Peserta didik
2. Pembina UKS
3. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
4. Lingkungan sekolah.


RUANG LINGKUP
Kegiatan utama UKS dikenal dengan “TRIAS UKS” yang meliputi:
pendidikan kesehatan.
Pelayanan kesehatan.
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah.

PENDEKATAN
• Komunikasi informasi & motivasi (KIM)
• Pendekatan edukatif dalam rangkah alih kelola & alih teknologi

PELAKSANA UKS
Yang terlibat dalam pelaksanaan UKS;
• Guru UKS
• Peserta didik (siswa)
• Petugas puskesmas dari puskesmas
• Masyarakat sekolah

PERAN PERAWAT SEKOLAH
*Manajer.
*Konsultan.
*Pendidik.
*Pelaksana.

FUNGSI PERAWAT SEKOLAH
*Mengajukan atau membuat kebijakan untuk menjamin pelaksanaan program kesehatan secara terintegrasi dan komprehensif.
*Penanganan kasus/manajemen kasus untuk membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan, terutama yang terkait dengan anak didiknya.
*Manajemen program, sehingga system dan aktivitas kesehatan sekolah dapat berjalan dan berkembang sebagai bagian integral dari system kesehatan masyarakat.
*Bertanggung jawab terhadap upaya proteksi dan promosi kesehatan.


MAKALAH KARYA ILMIAH
PERAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR


 














OLEH :
NAMA : YAN PATRAWIJAYA
NIM : 09.311.942
KELAS : VI. T




INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP MATARAM
2012
KATA  PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah  makalah berjudul PERAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR dapat terselasai dengan baik yang walaupun belum begitu sempurna sebagaimana diharapkan namun paling tidak dapat menyajikan suatu informasi yang lebih komprehensif. Kesalahan, kekeliruan dalam pemaparan isi makalah yang disusun oleh penyusun pastilah terjadi maka suatu keharusan bagi dosen pebina yang terhormat kiranya berkenan melakukan koreksi untuk membetulkan dan meluruskan segala kesalahan yang ada.
            Atas segala masukan dan bantuan dariberbagai pihak demi terselesainya makalah ini, dan atas segala perhatiannya saya sampaikan banyak-banyak terima kasih.
Mataram, 28 Mei 2012


      Penyusun


 
 




















ABSTRAK

Understanding drug is a chemical that can change the state of psychology such as feelings, thoughts, moods and behavior on entry into the human body either by beingeaten, drunk, inhaled, injectable, intravenous, and so forth.
Greatly impact drug degatif good for the wearer's physical,  emotional  and  behavior. 
Drug abuse can be caused by several factors including;  factor drug itself,  the  problem  ofself-factor,  and  factor  environmental  issues. Prevention of drug use in the school environment can be done through physical education for physical education has a purpose such as ; Develop self  managementskills in the development  and maintenance of physical fitness  and  healthy  lifestylesthrough  physical activity and sport selected. Enhance the physical growth andpsychological development of a better, increase the ability and basic motor skills,Laying the foundation of strong moral character through the internalization of the values ​​embodied in physical education,  sport and health. Develop sportsmanship, honesty,discipline, responsibility,  cooperation, confidence and democratic. Develop  the skills tokeep the safety of themselves, others and the environment. Understand the concept ofphysical  activity  and  exercise in a clean environment  for information  to achieve perfect physical growth, healthy lifestyles and fitness, skilled, and have a  positive attitude.
For that we as a prospective student PE teachers must have a knowledge of thedangers of drugs so that we can prevent enyalahgunaan drugs in schools where weteach someday.










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
1.      Narkoba
Pengertian narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
 1. Narkotika
 Narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang  diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku
3.     Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya.
2.            Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Tujuan Pendidikan Jasmani
·  Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan         pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
·  Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
·  Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar 
·  Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
·  Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
·  Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
·  Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Faktor penyabab penyalahgunaan narkoba
2.      Hakikat olahraga dan penjaskes
3.      Streategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah












BAB II
PEMBAHASAN

1.      Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
1. Faktor Narkoba itu sendiri
a. Tersedia dan mudah mendapatkannya
b. Khasiat yang diinginkan : menghilangkan rasa sakit, menenangkan, menidurkan dsb
c. Informasi yang berlebihan mengenai khasiat tersebut
2. Faktor masalah dari diri sendiri
a. Ingin tahu dan coba-coba
b. Ingin diterima dan masuk dalam lingkungan tertentu, yang sudah biasa menyalahgunakan obat (narkoba)
c. Ingin mendemonstrasikan kebebasan
d. Ingin memperoleh kenikmatan dari efek narkoba (obat) yang ada
e. Ingin mencapai ketenangan yang maksimal
f. Ingin melarikan diri dari suatu masalah
g. Ingin dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak nyamanan yang dirasa
h. Ingin dibilang dewasa dan modern/ mengikuti zaman
3. Faktor masalah dilingkungan
a. Masyarakat menerima penggunaan obat tertentu, bersikap masa bodoh dan kurangnya
kontrol sosial
b. Mudahnya sarana komunikasi dan gencarnya informasi
c. Peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb)
d. Peranan kelompok sebaya yang menyalahgunakan narkoba
e. Bergaul dengan penyalahguna dan pengedar
f. Bersekolah dilingkungan yang rawan dan sering terjadi penyalahgunaan narkoba
g. Bertempat tinggal dilingkungan peredaran dan penyalahgunaan narkoba
h. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak.



2.      Hakekat Pendidikan Jasmani
Filsafat olahraga, seperti filsafat lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami secara mendalam. Konsep ini bersifat abstrak yaitu ‘mental image’. Walau kita tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan makna pada setiap individu berbeda-beda tentang ini.
Konsep dasar tentang keolahragaan beragam, seperti bermain (play), Pendidikan jasmani (Physical education), olahraga (Sport), rekreasi (recreation), tari (dance).
Bermain (play) adalah fitrah manusia yang hakiki sebagai mahluk bermain (homo luden), bermain suatu kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat belum tercemar.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat menyenangkan dan gembira ini merupakan bentuk permainan yang belum tercemar.
Dalam bermain pendidikan etika yang ada tidak mengenal pada suatu ajaran tertentu, karena anak bermain tidak melihat sisi religius teman dan bentuk permainan, karena tidak ada aturan dalam hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan etika disini yang membetuk manusia yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian pembelajarannya lebih bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan mengamati realitas kehidupan.
Bermain dalam alam anak memberikan konsep anak bertanggung jawab terhadap permainan tersebut. Ketika terjadi “perselisihan” maka tanggung jawab anak terhadap permainan ini membantu dalam pengembangan moralnya.

3.      Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Karakter anak didik yang dimaksud tentunya tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah. Saran yang bisa diangkat yaitu :
·         Seluruh suasana dan iklim di sekolah sendirii sebagai lingkungan sosial terdekat yang setiap hari dihadapi, selain di keluarga dan masyarakat luas, perlu mencerminkan penghargaan nyata terhadap nilai-nilai, kemanusiaan yang mau diperkenalkan dan ditumbuhkembangkan penghayatannya dalam diri peserta didik.
·         Tindakan nyata dan penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap keteladanan mereka dalam menghayati nilai-nilai yang mereka ajarkan akan dapat secara instingtif mengimbas dan efektif berpengaruh pada peserta didik.
·         Semua pendidik di sekolah, terutama para guru pendidikan jasmani perlu jeli melihat peluang-peluang yang ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra kurikuler, untuk menyadarkan pentingnya sikap dan perilaku positif dalam hidup bersama dengan orang lain, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.
·         Secara kurikuler pendidikan nilai yang membentuk sikap dan perilaku positif juga bisa diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri,
4.       Strtegi pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah
Strategi 1: Pembentukan/penetapan sekaligus pengukuhan Satuan Tugas Anti Narkoba (Satgas Anti-Narkoba di sekolah) atau panitia anti narkoba. Pelatihan anggota Satgas Anti-Narkoba diperlukan.
Strategi 2: Menilai besar dan luasnya masalah narkoba di sekolah.
Strategi 3: Menyusun dan menetapkan kebijakan pencegahan dan penanggulangan narkoba dalam peraturan dan tata tertib dan disosialisasikan kepada warga sekolah.
Strategi 4: Melakukan Pendidikan pencegahan secara kurikuler (integrasi pencegahan di Penjaskes/UKS) yang meliputi aspek pencegahan penyalahgunaan narkoba, pola hidup sehat dan keterampilan sosial (resistance skills) untuk menolak narkoba.
Strategi 5: Memfasilitasi layanan/kegiatan, konsultasi/konseling bagi siswa yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Dalam strategi ini, perlu membentuk dan melatih kelompok penyuluh sebaya/konselor sebaya.
Strategi 6: Memfasislitasi kegiatan alternatif yang semenarik mungkin bagi siswa berupa berbagai bentuk kesenian, kekaryaan, olah raga, kegiatan sosial masyarakat dan lainnya sebagai kegiatan pengganti atau pilihan lain untuk membantu mengembangkan diri atau mengaktualisasi diri.
Strategi 7: Memfasilitasi layanan atau kegiatan intervensi bagi sekolah seperti penyediaan “hotline” untuk konsultasi narkoba dan “call number” atau “SMS number” untuk menyampaikan laporan kepada aparat kepolisian tentang adanya penyalahgunaan/peredaran gelap narkoba di sekolah. Penyediaan “Hotline” atau “Help desk” yaitu saluran telepon khusus bagi siswa yang memerlukan layanan informasi sekaligus konsultasi masalah narkoba.
Strategi 8: Meningkatkan pengawasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di sekolah dan di lingkungan sekitarnya melalui Satgas Anti Narkoba dan dukungan dari masyarakat khususnya kepala desa/lurah; Babinkamtibmas dan PLKB di tingkat desa/kelurahan. Perlu mengadakan koordinasi antara masyarakat khususnya kepala desa/lurah; Babinkamtibmas dan PLKB di tingkat desa/kelurahan sekolah dalam pengawasan permasalahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sekolah.
Strategi 9: Melakukan penyuluhan tentang Keterampilan Mengasuh dan Mendidik Anak dengan baik (Parenting Skills) bagi orang tua di sekolah dan di masyarakat serta penyebarluasan informasi/materi parenting skills dan pencegahan penyalahgunaan narkoba dalam keluarga. Pembentukan kelompok orang tua anti narkoba di sekolah dan di masyarakat sebagai mitra sekolah/masyarakat sangat bermanfaat dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.













BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Narkobah adalah adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
 Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.
Factor penyebab penyalahgunaan narkoba
1.      Factor narkoba itu sendiri
2.      Factor masalah diri sendiri
3.      Factor masalah lingkungan
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sekolah ada 9 strategi pencegahannya.


Saran

Dari penulisan makalah ini saya selaku penulis menunggu masukan seperti kritik dan saran dari teman-teman pembaca terutama kepada dosen pembimbing mata kulya “ PENULISAN KARYA ILMIAH” untuk dapat membimbing saya lagi untuk menyusun makalah-makalah selanjutnya karena saya yakini dalam penulisan makalah ini masih terdaat banyak sekali kekurangannya,




DAFTAR PUSTAKA