Senin, 01 Oktober 2012


MAKALAH KARYA ILMIAH
PERAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR


 














OLEH :
NAMA : YAN PATRAWIJAYA
NIM : 09.311.942
KELAS : VI. T




INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP MATARAM
2012
KATA  PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah  makalah berjudul PERAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR dapat terselasai dengan baik yang walaupun belum begitu sempurna sebagaimana diharapkan namun paling tidak dapat menyajikan suatu informasi yang lebih komprehensif. Kesalahan, kekeliruan dalam pemaparan isi makalah yang disusun oleh penyusun pastilah terjadi maka suatu keharusan bagi dosen pebina yang terhormat kiranya berkenan melakukan koreksi untuk membetulkan dan meluruskan segala kesalahan yang ada.
            Atas segala masukan dan bantuan dariberbagai pihak demi terselesainya makalah ini, dan atas segala perhatiannya saya sampaikan banyak-banyak terima kasih.
Mataram, 28 Mei 2012


      Penyusun


 
 




















ABSTRAK

Understanding drug is a chemical that can change the state of psychology such as feelings, thoughts, moods and behavior on entry into the human body either by beingeaten, drunk, inhaled, injectable, intravenous, and so forth.
Greatly impact drug degatif good for the wearer's physical,  emotional  and  behavior. 
Drug abuse can be caused by several factors including;  factor drug itself,  the  problem  ofself-factor,  and  factor  environmental  issues. Prevention of drug use in the school environment can be done through physical education for physical education has a purpose such as ; Develop self  managementskills in the development  and maintenance of physical fitness  and  healthy  lifestylesthrough  physical activity and sport selected. Enhance the physical growth andpsychological development of a better, increase the ability and basic motor skills,Laying the foundation of strong moral character through the internalization of the values ​​embodied in physical education,  sport and health. Develop sportsmanship, honesty,discipline, responsibility,  cooperation, confidence and democratic. Develop  the skills tokeep the safety of themselves, others and the environment. Understand the concept ofphysical  activity  and  exercise in a clean environment  for information  to achieve perfect physical growth, healthy lifestyles and fitness, skilled, and have a  positive attitude.
For that we as a prospective student PE teachers must have a knowledge of thedangers of drugs so that we can prevent enyalahgunaan drugs in schools where weteach someday.










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
1.      Narkoba
Pengertian narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
 1. Narkotika
 Narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang  diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku
3.     Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya.
2.            Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Tujuan Pendidikan Jasmani
·  Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan         pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
·  Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
·  Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar 
·  Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
·  Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
·  Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
·  Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Faktor penyabab penyalahgunaan narkoba
2.      Hakikat olahraga dan penjaskes
3.      Streategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah












BAB II
PEMBAHASAN

1.      Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
1. Faktor Narkoba itu sendiri
a. Tersedia dan mudah mendapatkannya
b. Khasiat yang diinginkan : menghilangkan rasa sakit, menenangkan, menidurkan dsb
c. Informasi yang berlebihan mengenai khasiat tersebut
2. Faktor masalah dari diri sendiri
a. Ingin tahu dan coba-coba
b. Ingin diterima dan masuk dalam lingkungan tertentu, yang sudah biasa menyalahgunakan obat (narkoba)
c. Ingin mendemonstrasikan kebebasan
d. Ingin memperoleh kenikmatan dari efek narkoba (obat) yang ada
e. Ingin mencapai ketenangan yang maksimal
f. Ingin melarikan diri dari suatu masalah
g. Ingin dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak nyamanan yang dirasa
h. Ingin dibilang dewasa dan modern/ mengikuti zaman
3. Faktor masalah dilingkungan
a. Masyarakat menerima penggunaan obat tertentu, bersikap masa bodoh dan kurangnya
kontrol sosial
b. Mudahnya sarana komunikasi dan gencarnya informasi
c. Peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb)
d. Peranan kelompok sebaya yang menyalahgunakan narkoba
e. Bergaul dengan penyalahguna dan pengedar
f. Bersekolah dilingkungan yang rawan dan sering terjadi penyalahgunaan narkoba
g. Bertempat tinggal dilingkungan peredaran dan penyalahgunaan narkoba
h. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak.



2.      Hakekat Pendidikan Jasmani
Filsafat olahraga, seperti filsafat lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami secara mendalam. Konsep ini bersifat abstrak yaitu ‘mental image’. Walau kita tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan makna pada setiap individu berbeda-beda tentang ini.
Konsep dasar tentang keolahragaan beragam, seperti bermain (play), Pendidikan jasmani (Physical education), olahraga (Sport), rekreasi (recreation), tari (dance).
Bermain (play) adalah fitrah manusia yang hakiki sebagai mahluk bermain (homo luden), bermain suatu kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat belum tercemar.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat menyenangkan dan gembira ini merupakan bentuk permainan yang belum tercemar.
Dalam bermain pendidikan etika yang ada tidak mengenal pada suatu ajaran tertentu, karena anak bermain tidak melihat sisi religius teman dan bentuk permainan, karena tidak ada aturan dalam hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan etika disini yang membetuk manusia yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian pembelajarannya lebih bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan mengamati realitas kehidupan.
Bermain dalam alam anak memberikan konsep anak bertanggung jawab terhadap permainan tersebut. Ketika terjadi “perselisihan” maka tanggung jawab anak terhadap permainan ini membantu dalam pengembangan moralnya.

3.      Pengajaran etika dalam pendidikan jasmani
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Karakter anak didik yang dimaksud tentunya tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah. Saran yang bisa diangkat yaitu :
·         Seluruh suasana dan iklim di sekolah sendirii sebagai lingkungan sosial terdekat yang setiap hari dihadapi, selain di keluarga dan masyarakat luas, perlu mencerminkan penghargaan nyata terhadap nilai-nilai, kemanusiaan yang mau diperkenalkan dan ditumbuhkembangkan penghayatannya dalam diri peserta didik.
·         Tindakan nyata dan penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap keteladanan mereka dalam menghayati nilai-nilai yang mereka ajarkan akan dapat secara instingtif mengimbas dan efektif berpengaruh pada peserta didik.
·         Semua pendidik di sekolah, terutama para guru pendidikan jasmani perlu jeli melihat peluang-peluang yang ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra kurikuler, untuk menyadarkan pentingnya sikap dan perilaku positif dalam hidup bersama dengan orang lain, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.
·         Secara kurikuler pendidikan nilai yang membentuk sikap dan perilaku positif juga bisa diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri,
4.       Strtegi pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah
Strategi 1: Pembentukan/penetapan sekaligus pengukuhan Satuan Tugas Anti Narkoba (Satgas Anti-Narkoba di sekolah) atau panitia anti narkoba. Pelatihan anggota Satgas Anti-Narkoba diperlukan.
Strategi 2: Menilai besar dan luasnya masalah narkoba di sekolah.
Strategi 3: Menyusun dan menetapkan kebijakan pencegahan dan penanggulangan narkoba dalam peraturan dan tata tertib dan disosialisasikan kepada warga sekolah.
Strategi 4: Melakukan Pendidikan pencegahan secara kurikuler (integrasi pencegahan di Penjaskes/UKS) yang meliputi aspek pencegahan penyalahgunaan narkoba, pola hidup sehat dan keterampilan sosial (resistance skills) untuk menolak narkoba.
Strategi 5: Memfasilitasi layanan/kegiatan, konsultasi/konseling bagi siswa yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Dalam strategi ini, perlu membentuk dan melatih kelompok penyuluh sebaya/konselor sebaya.
Strategi 6: Memfasislitasi kegiatan alternatif yang semenarik mungkin bagi siswa berupa berbagai bentuk kesenian, kekaryaan, olah raga, kegiatan sosial masyarakat dan lainnya sebagai kegiatan pengganti atau pilihan lain untuk membantu mengembangkan diri atau mengaktualisasi diri.
Strategi 7: Memfasilitasi layanan atau kegiatan intervensi bagi sekolah seperti penyediaan “hotline” untuk konsultasi narkoba dan “call number” atau “SMS number” untuk menyampaikan laporan kepada aparat kepolisian tentang adanya penyalahgunaan/peredaran gelap narkoba di sekolah. Penyediaan “Hotline” atau “Help desk” yaitu saluran telepon khusus bagi siswa yang memerlukan layanan informasi sekaligus konsultasi masalah narkoba.
Strategi 8: Meningkatkan pengawasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di sekolah dan di lingkungan sekitarnya melalui Satgas Anti Narkoba dan dukungan dari masyarakat khususnya kepala desa/lurah; Babinkamtibmas dan PLKB di tingkat desa/kelurahan. Perlu mengadakan koordinasi antara masyarakat khususnya kepala desa/lurah; Babinkamtibmas dan PLKB di tingkat desa/kelurahan sekolah dalam pengawasan permasalahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sekolah.
Strategi 9: Melakukan penyuluhan tentang Keterampilan Mengasuh dan Mendidik Anak dengan baik (Parenting Skills) bagi orang tua di sekolah dan di masyarakat serta penyebarluasan informasi/materi parenting skills dan pencegahan penyalahgunaan narkoba dalam keluarga. Pembentukan kelompok orang tua anti narkoba di sekolah dan di masyarakat sebagai mitra sekolah/masyarakat sangat bermanfaat dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.













BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Narkobah adalah adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
 Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.
Factor penyebab penyalahgunaan narkoba
1.      Factor narkoba itu sendiri
2.      Factor masalah diri sendiri
3.      Factor masalah lingkungan
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak.
Untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sekolah ada 9 strategi pencegahannya.


Saran

Dari penulisan makalah ini saya selaku penulis menunggu masukan seperti kritik dan saran dari teman-teman pembaca terutama kepada dosen pembimbing mata kulya “ PENULISAN KARYA ILMIAH” untuk dapat membimbing saya lagi untuk menyusun makalah-makalah selanjutnya karena saya yakini dalam penulisan makalah ini masih terdaat banyak sekali kekurangannya,




DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar