MAKALAH
KARYA ILMIAH
PERAN
PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR
OLEH
:
NAMA
: YAN PATRAWIJAYA
NIM
: 09.311.942
KELAS
: VI. T
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP
MATARAM
2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah
makalah berjudul “PERAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENCEGAH
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR” dapat terselasai dengan baik
yang walaupun belum begitu sempurna sebagaimana diharapkan namun paling tidak
dapat menyajikan suatu informasi yang lebih komprehensif. Kesalahan, kekeliruan
dalam pemaparan isi makalah yang disusun oleh penyusun pastilah terjadi maka
suatu keharusan bagi dosen pebina yang terhormat kiranya berkenan melakukan
koreksi untuk membetulkan dan meluruskan segala kesalahan yang ada.
Atas
segala masukan dan bantuan dariberbagai pihak demi terselesainya makalah ini,
dan atas segala perhatiannya saya sampaikan banyak-banyak terima kasih.
|
ABSTRAK
Understanding drug is a
chemical that can change the state of psychology such as
feelings, thoughts, moods and behavior on entry into the human
body either by beingeaten, drunk, inhaled, injectable, intravenous, and
so forth.
Greatly
impact drug degatif good for the wearer's physical,
emotional and behavior.
Drug abuse can
be caused by several factors including;
factor drug itself, the
problem ofself-factor, and factor environmental
issues. Prevention of drug use in the school
environment can be done through physical
education for physical education has a purpose such as
; Develop self
managementskills in the development and maintenance
of physical fitness and
healthy lifestylesthrough
physical activity and sport selected. Enhance
the physical growth andpsychological development of a better, increase the
ability and basic motor skills,Laying
the foundation of strong moral character through
the internalization of the values embodied in physical
education, sport and health. Develop sportsmanship, honesty,discipline, responsibility,
cooperation, confidence and democratic. Develop the
skills tokeep the safety of themselves, others and the
environment. Understand the concept ofphysical activity
and exercise in a clean environment for information
to achieve perfect physical growth, healthy lifestyles and fitness, skilled, and have
a positive attitude.
For that we as
a prospective student PE teachers must have
a knowledge of thedangers of drugs so that we can prevent enyalahgunaan drugs in schools
where weteach someday.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
1. Narkoba
Pengertian narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam
tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena,
dan lain sebagainya.
Jenis-jenis
Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu
Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
1. Narkotika
Narkotika adalah
“Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya
dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan,
hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan
dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan
manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah
maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal
dan perilaku
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika
dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya.
2.
Pendidikan
Jasmani
Pendidikan jasmani
merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat
yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam
rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan,
dan pembentukan watak
Tujuan Pendidikan Jasmani
· Mengembangkan keterampilan
pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta
pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
· Meningkatkan pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik
· Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar
· Meletakkan landasan karakter moral
yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan.
· Mengembangkan sikap sportif, jujur,
disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
· Mengembangkan keterampilan untuk
menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
· Memahami konsep aktivitas jasmani
dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta
memiliki sikap yang positif.
B.
Rumusan
Masalah
1. Faktor penyabab penyalahgunaan
narkoba
2. Hakikat olahraga dan penjaskes
3. Streategi pencegahan penyalahgunaan
narkoba di sekolah
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Faktor penyebab penyalahgunaan
narkoba
1. Faktor Narkoba itu sendiri
a. Tersedia dan mudah mendapatkannya
b. Khasiat yang diinginkan : menghilangkan rasa sakit, menenangkan, menidurkan dsb
c. Informasi yang berlebihan mengenai khasiat tersebut
a. Tersedia dan mudah mendapatkannya
b. Khasiat yang diinginkan : menghilangkan rasa sakit, menenangkan, menidurkan dsb
c. Informasi yang berlebihan mengenai khasiat tersebut
2. Faktor masalah dari diri sendiri
a. Ingin tahu dan coba-coba
b. Ingin diterima dan masuk dalam lingkungan tertentu, yang sudah biasa menyalahgunakan obat (narkoba)
c. Ingin mendemonstrasikan kebebasan
d. Ingin memperoleh kenikmatan dari efek narkoba (obat) yang ada
e. Ingin mencapai ketenangan yang maksimal
f. Ingin melarikan diri dari suatu masalah
g. Ingin dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak nyamanan yang dirasa
h. Ingin dibilang dewasa dan modern/ mengikuti zaman
a. Ingin tahu dan coba-coba
b. Ingin diterima dan masuk dalam lingkungan tertentu, yang sudah biasa menyalahgunakan obat (narkoba)
c. Ingin mendemonstrasikan kebebasan
d. Ingin memperoleh kenikmatan dari efek narkoba (obat) yang ada
e. Ingin mencapai ketenangan yang maksimal
f. Ingin melarikan diri dari suatu masalah
g. Ingin dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak nyamanan yang dirasa
h. Ingin dibilang dewasa dan modern/ mengikuti zaman
3. Faktor masalah dilingkungan
a. Masyarakat menerima penggunaan obat tertentu, bersikap masa bodoh dan kurangnya
kontrol sosial
b. Mudahnya sarana komunikasi dan gencarnya informasi
c. Peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb)
d. Peranan kelompok sebaya yang menyalahgunakan narkoba
e. Bergaul dengan penyalahguna dan pengedar
f. Bersekolah dilingkungan yang rawan dan sering terjadi penyalahgunaan narkoba
g. Bertempat tinggal dilingkungan peredaran dan penyalahgunaan narkoba
h. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak.
a. Masyarakat menerima penggunaan obat tertentu, bersikap masa bodoh dan kurangnya
kontrol sosial
b. Mudahnya sarana komunikasi dan gencarnya informasi
c. Peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb)
d. Peranan kelompok sebaya yang menyalahgunakan narkoba
e. Bergaul dengan penyalahguna dan pengedar
f. Bersekolah dilingkungan yang rawan dan sering terjadi penyalahgunaan narkoba
g. Bertempat tinggal dilingkungan peredaran dan penyalahgunaan narkoba
h. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak.
2. Hakekat Pendidikan Jasmani
Filsafat olahraga, seperti filsafat
lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami
secara mendalam. Konsep ini bersifat abstrak yaitu ‘mental image’. Walau kita
tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu,
walau perbedaan makna pada setiap individu berbeda-beda tentang ini.
Konsep dasar tentang keolahragaan
beragam, seperti bermain (play), Pendidikan jasmani (Physical education),
olahraga (Sport), rekreasi (recreation), tari (dance).
Bermain (play) adalah fitrah manusia
yang hakiki sebagai mahluk bermain (homo luden), bermain suatu kegiatan yang
tidak berpretensi apa-apa.
Dalam bermain terdapat unsur
ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang
sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa
wasitpun permainan anak-anak terlihat belum tercemar.
Dalam bermain terdapat unsur
ketegangan, yang tidak lepas dari etika seperti semangat fair play yang
sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun
permainan anak-anak terlihat menyenangkan dan gembira ini merupakan bentuk
permainan yang belum tercemar.
Dalam bermain pendidikan etika yang
ada tidak mengenal pada suatu ajaran tertentu, karena anak bermain tidak
melihat sisi religius teman dan bentuk permainan, karena tidak ada aturan dalam
hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan etika disini yang membetuk
manusia yang baik dan kritis, sehingga proses pemberian pembelajarannya lebih
bersifat mengembangkan daya pikir kritis dengan mengamati realitas kehidupan.
Bermain dalam alam anak memberikan
konsep anak bertanggung jawab terhadap permainan tersebut. Ketika terjadi
“perselisihan” maka tanggung jawab anak terhadap permainan ini membantu dalam
pengembangan moralnya.
3. Pengajaran etika dalam pendidikan
jasmani
Kita telah menyadari bahwa
pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia,
oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan
nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk
membentuk karakter anak.
Karakter anak didik yang dimaksud
tentunya tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh
anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat
diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah. Saran yang bisa diangkat
yaitu :
·
Seluruh
suasana dan iklim di sekolah sendirii sebagai lingkungan sosial terdekat yang
setiap hari dihadapi, selain di keluarga dan masyarakat luas, perlu
mencerminkan penghargaan nyata terhadap nilai-nilai, kemanusiaan yang mau
diperkenalkan dan ditumbuhkembangkan penghayatannya dalam diri peserta didik.
·
Tindakan
nyata dan penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap keteladanan mereka
dalam menghayati nilai-nilai yang mereka ajarkan akan dapat secara instingtif
mengimbas dan efektif berpengaruh pada peserta didik.
·
Semua
pendidik di sekolah, terutama para guru pendidikan jasmani perlu jeli melihat
peluang-peluang yang ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra kurikuler,
untuk menyadarkan pentingnya sikap dan perilaku positif dalam hidup bersama
dengan orang lain, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.
·
Secara
kurikuler pendidikan nilai yang membentuk sikap dan perilaku positif juga bisa
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri,
4.
Strtegi pencegahan penyalahgunaan narkoba di
sekolah
Strategi
1: Pembentukan/penetapan sekaligus pengukuhan Satuan Tugas Anti Narkoba (Satgas
Anti-Narkoba di sekolah) atau panitia anti narkoba. Pelatihan anggota Satgas
Anti-Narkoba diperlukan.
Strategi
2: Menilai besar dan luasnya masalah narkoba di sekolah.
Strategi
3: Menyusun dan menetapkan kebijakan pencegahan dan penanggulangan narkoba
dalam peraturan dan tata tertib dan disosialisasikan kepada warga sekolah.
Strategi
4: Melakukan Pendidikan pencegahan secara kurikuler (integrasi pencegahan di
Penjaskes/UKS) yang meliputi aspek pencegahan penyalahgunaan narkoba, pola
hidup sehat dan keterampilan sosial (resistance skills) untuk menolak narkoba.
Strategi
5: Memfasilitasi layanan/kegiatan, konsultasi/konseling bagi siswa yang
beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Dalam strategi ini, perlu
membentuk dan melatih kelompok penyuluh sebaya/konselor sebaya.
Strategi
6: Memfasislitasi kegiatan alternatif yang semenarik mungkin bagi siswa berupa
berbagai bentuk kesenian, kekaryaan, olah raga, kegiatan sosial masyarakat dan
lainnya sebagai kegiatan pengganti atau pilihan lain untuk membantu
mengembangkan diri atau mengaktualisasi diri.
Strategi
7: Memfasilitasi layanan atau kegiatan intervensi bagi sekolah seperti
penyediaan “hotline” untuk konsultasi narkoba dan “call number” atau “SMS
number” untuk menyampaikan laporan kepada aparat kepolisian tentang adanya
penyalahgunaan/peredaran gelap narkoba di sekolah. Penyediaan “Hotline” atau
“Help desk” yaitu saluran telepon khusus bagi siswa yang memerlukan layanan
informasi sekaligus konsultasi masalah narkoba.
Strategi
8: Meningkatkan pengawasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di
sekolah dan di lingkungan sekitarnya melalui Satgas Anti Narkoba dan dukungan
dari masyarakat khususnya kepala desa/lurah; Babinkamtibmas dan PLKB di tingkat
desa/kelurahan. Perlu mengadakan koordinasi antara masyarakat khususnya kepala
desa/lurah; Babinkamtibmas dan PLKB di tingkat desa/kelurahan sekolah dalam
pengawasan permasalahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sekolah.
Strategi
9: Melakukan penyuluhan tentang Keterampilan Mengasuh dan Mendidik Anak dengan
baik (Parenting Skills) bagi orang tua di sekolah dan di masyarakat serta
penyebarluasan informasi/materi parenting skills dan pencegahan penyalahgunaan
narkoba dalam keluarga. Pembentukan kelompok orang tua anti narkoba di sekolah
dan di masyarakat sebagai mitra sekolah/masyarakat sangat bermanfaat dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Narkobah
adalah adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan,
pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik
dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Pendidikan
jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan
dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan,
kecerdasan, dan pembentukan watak.
Factor penyebab penyalahgunaan narkoba
1.
Factor narkoba itu
sendiri
2.
Factor masalah diri
sendiri
3.
Factor masalah
lingkungan
Kita telah menyadari bahwa
pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium bagi pengalaman manusia,
oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan
nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk
membentuk karakter anak.
Untuk
mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba di sekolah ada 9 strategi
pencegahannya.
Saran
Dari penulisan makalah ini saya
selaku penulis menunggu masukan seperti kritik dan saran dari teman-teman
pembaca terutama kepada dosen pembimbing mata kulya “ PENULISAN KARYA ILMIAH”
untuk dapat membimbing saya lagi untuk menyusun makalah-makalah selanjutnya
karena saya yakini dalam penulisan makalah ini masih terdaat banyak sekali
kekurangannya,
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar